Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Resolusi 2018

Source: Google Setiap manusia harus mempunyai keinginan yang ingin dicapai agar lebih bersemangat dalam menjalani hidup. Ada keinginan jangka pendek, ada pula yang jangka panjang. Ada yang masuk akal ada pula yang diluar nalar. Semua sah-sah saja koq, itu tandanya kita masih punya semangat untuk berjuang hidup. Dalam menyambut tahun baru 2018 yang sebentar lagi akan tiba, tulisan kali ini khusus membahas tentang Resolusi 2018 versi saya. Sejujurnya saya tidak pernah membuat resolusi-resolusi semacam ini sebelumnya (duh, pasrah amat hidup saya). Karena menurut saya, resolusi itu isinya pasti keinginan yang muluk-muluk dan agak mustahil untuk dicapai. Kadang juga dilakukan hanya karena biar keren ikutan trend jaman now. Tetapi berbeda untuk kali ini. Sekarang kehidupan saya sedikit berubah. Saya tidak lagi hidup bersama orang tua. Saat ini saya sudah menyandang status sebagai istri dan memilih tinggal di perantauan bersama suami jadi pola pikir saya setidaknya harus berubah ke a...

Menggilir Pantai Malang Selatan (Part 2)

Menikmati keindahan pantai-pantai di area Batu Bengkung tidak lantas membuat saya puas. Setelah membereskan tenda, saya dan suami bergegas menuju pantai selanjutnya yaitu pantai Bajul Mati. Tetapi ketika akan menuju parkiran, suami saya kesulitan menemukan kunci sepeda motor. Sudah dicari di segala tempat, tetap saja gak ketemu. Untungnya kami bawa kunci cadangan untuk jaga-jaga. Sampai di parkiran, saya mencoba bertanya kepada petugas yang jaga dan ternyata, kunci motor kami memang tertinggal di motor. Petugas parkir yang menemukan dan menyimpannya sampai yang punya motor nyari. Aaa baik sekali. Ternyata meskipun tidak meminta biaya tambahan, para petugas parkirnya sangat mengutamakan keamanan sepeda motor pengunjung. Proud of you, sir. Setelah keluar dari area Batu Bengkung, kami belok kanan dan kembali mengikuti petunjuk di papan-papan jalan. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang indah dan hijau. Kurang dari 30 menit, kami sampai di Bajul Mati. Harga karcisnya ...

Menggilir Pantai Malang Selatan (Part 1)

Pantai Balekambang Saya suka sekali pantai. Setiap ketemu pantai saya pasti teriak-teriak kegirangan. Dari dulu saya selalu bermimpi untuk mengunjungi pantai yang indah, berjalan diatas pasir dan makan ikan bakar dipinggir pantai. Alhmdulillah, mimpi tersebut benar-benar terlaksana. Saya dan suami menyusun rencana untuk "menggilir" beberapa pantai Malang Selatan. Setelah rencana fix, kami berangkat dari Batu hari sabtu, 23 Desember 2017 pukul 11.30 menggunakan sepeda motor. Karena saat itu weekend, jalan agak ramai tapi tidak sampai macet. Pantai pertama yang jadi tujuan kami adalah Pantai Balekambang yang berjarak 75km dari kota Batu. Berbekal G-map dan ingatan suami tentang jalan menuju Balekambang, akhirnya kami sampai di Pantai tersebut +/- pukul 13.30 . Di loket kami diwajibkan membayar Rp. 16.000 /orang. Dengan rincian Rp. 7.500 untuk tiket masuk dari pemerintah kabupaten Malang, Rp. 7.500 untuk tiket masuk dari Perhutani dan Rp. 1.000 untuk sumbangan PMI. ...

[Resensi] Before Sunrise (1995): Love at The First Sight

Saya suka nonton film terutama genre romantis. Maklumlah, hampir semua wanita pasti suka genre ini. Kaum kami sangat mencintai film dengan cerita menye-menye yang  memiliki kemungkinan kecil untuk terjadi di dunia nyata. Dan ini adalah kali pertama saya menulis resensi film dengan genre yg saya sukai. Film yang akan saya resensi adalah salah satu film garapan Richard Linklater yang berjudul "Before Sunrise" yang dibuat tahun 1995. Dalam film ini, ada dua pemeran utama, yaitu Ethan Hawke sebagai Jesse dan Julie Delpy sebagai Celine. Keduanya adalah aktris dan aktor Hollywood yang sangat terkenal. Ethan Hawke sudah membintangi banyak film, seperti Training Day (2001), Good Kill (2014), Predestination (2014) dan masih banyak lagi. Karena aktingnya yang bagus, aktor kelahiran 1970 ini pernah dinominasikan untuk empat Academy award dan sebuah Tony Award. Sedangkan Julie Delpy adalah artis keturunan Amerika-Prancis. Selain menjadi aktris, dia juga adalah seorang penyanyi dan pen...

Bridezilla

Source: Google Semakin mendekati hari pernikahan, pre-wedding blues saya semakin parah. Banyak persiapan yang sudah rampung tapi saya merasa masih banyak yang belum siap. Bahkan saya selalu merasa tidak puas dengan hasil dari semua usaha saya. Kemarin saya dan calon suami mengunjungi salon untuk fitting baju. Saya yang percaya diri dengan berat badan yang sudah turun, harus merasa kecewa karena meskipun saya sudah merasa lebih ramping, tetap saja kebaya yang ingin saya pakai tidak muat. Entah saya yang memang masih sangat gendut atau memang kebaya disana khusus untuk typical wanita cantik versi Indonesia: tinggi dan sangat kurus. Kesal, kecewa, ingin marah tapi tidah tahu harus marah ke siapa. Saya terlalu banyak berangan-angan indah tentang pernikahan, sehingga akhirnya harus sedikit kecewa ketika realita tidak sesuai dengan ekspektasi saya. Yang lebih mengecewakan lagi, ketika orang-orang menyalahkan saya untuk segala hal yang tidak berjalan sesuai dengan keinginan mereka. Undng...

M E L O T O T

Akhir-akhir ini, bisnis kuliner di Bangkalan berkembang pesat. Banyak sekali bermunculan penjual makanan. Mulai dari makanan berat hingga cemilan. Sebagian besar didominasi oleh kuliner bercita rasa pedas, mulai dari nasi goreng pedas, mie pedas hingga ceker pedas. Sebagai pecinta makanan pedas, sudah pasti saya girang bukan main gara-gara fenomena ini. Sebagian besar kuliner tersebut sudah saya cicipi. Namun ada satu yang membuat saya merasa "ketagihan", yaitu Seblak Melotot. Berawal dari postingan salah satu teman di facebook, saya penasaran dan mencoba sendiri. Ternyata enak, bukan hanya pedas aja. Sebenarnya saya memang suka seblak, bahkan saya memasak seblak sendiri. Namun karena butuh banyak bahan dan prosesnya melelahkan (menurut saya hihi), saya jarang memasak seblak. Beruntung saat ini sudah ada yang menjual seblak yang cocok dengan lidah saya.  Seblak ini  makan khas dari Sunda Jawa Barat yang bercita rasa gurih dan pedas, yang terbuat dari kerupuk basah yang d...

Matre = bahagia?

Source: Google S ebagian besar orang tua pasti "matre" ketika memilih calon suami untuk putriny. Menurut mereka, setidaknya hidup putrinya akan terjamin jika menikah dengan lelaki yang mapan. Ada orang tua yang meminta syarat, calon menantunya harus memiliki pekerjaan tetap dan pendidikan bagus. Namun ada pula yang meminta syarat, calon menantunya harus memberi uang dengan jumlah tertentu, dan biasanya tidak sedikit.  Di suku Bugis Makassar dan Mandar disebut uang panai'. Uang naik atau panai' ini adalah uang yang diberikan dari pihak lelaki kepada pihak perempuan yang digunakan untuk keperluan pernikahan. Hal ini dimulai sejak masa Kerajaan Bone serta Gowa dan Tallo. Apabila tidak dapat menyerahkan uang panai', dapat dipastikan lamarannya akan ditolak. Maksud dari uang panai' ini menandakan bahwa lelaki tersebut kelak akan mampu menafkahi istri dan anak-anaknya. Makassar.tributnews.com menyebutkan bahwa awalnya uang panai'adalah uang belanja, tapi ...

My Pre-Wedding Blues

Menikah adalah hal yang sangat membahagiakan dan dinanti-nanti, terutama bagi kaum wanita. Semua dongeng yang kita pernah dengar saat kita kecil, hampir semuanya berakhir bahagia dengan pernikahan. Seperti dongeng Cinderella yang akhirnya menikah dengan pangeran setelah pangeran mengadakan sayembara untuk mencari putri pemilik sepatu kaca atau cerita Snow White yang bangun dari tidur panjangnya setelah dicium oleh pangeran, kemudian mereka menikah dan bahagia. Karena dongeng-dongeng itulah kita percaya bahwa setelah menikah kita akan bahagia selamanya. Namun tidak semuanya bisa dilaksanakan semudah di dongeng tersebut. Satu hal positif yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari dongeng-dongeng itu adalah, kita harus melewati cobaan dan ujian yang banyak sebelum mendapatkan kebahagiaan. Kita harus sadar bahwa menikah tidaklah semudah yang kita bayangkan. Bertemu orang yang kita sukai, dilamar, kemudian menikah. Itu singkatnya. Beberapa bulan yang lalu, saya masih beranggapan bahwa...

Seikat Kangkung

Sejujurnya, sangat sulit untuk memulai tulisan ini. Bukan kangkung yang membuat otak saya ngadat, tapi cerita dan sosok yang akan selalu saya ingat setiap saya melihat seikat kangkung yang membuat hati saya tiba-tiba jadi melow. Saya harus menyendiri dan merenung lama sekali karena bingung bagian mana yang harus saya tulis terlebih dahulu. Saya mengenal beliau sudah sejak lama sekali, sejak saya dilahirkan. Beliau adalah orang yang mengumandangkan adzan di telinga saya saat saya menangis di dunia untuk pertama kalinya. Beliau adalah ayah saya. Ayah adalah orang yang berwatak keras dan tegas, cenderung keras kepala, seperti watak orang madura pada umumnya. Beliau pemegang kendali utama dalam keluarga saya. Ayah lahir dari keluarga sederhana dengan 4 saudara kandung. Sejak ayah berumur 2 tahun, kakek meninggal karena sakit, sehingga hanya tersisa nenek yang harus membesarkan 5 anak dengan berjualan es cendol. Keadaan ekonomi yang seperti inilah yang membuat ayah berusaha keras unt...

Him

Honestly, I don't know what should I write about him. Am I speechless? Yes!. I never know about him before. I never imagine that he'll be my destiny. In May 2014, I became friend in Facebook with him. From his account, I knew that he's from Lamongan, graduated from one of university in my hometown and at that time he was a journalist in Jayapura, Papua. I didn't feel anything to him. I just though that he was a good friend for sharing information because he's smart. I don't know when or how we finally have a relationship. We met for the first time at 6th December 2014 in Surabaya. 6th December 2014 That was our first time to know each other physically. At that time, I though that this relationship wouldn't work. There were many reason why I though like that. First, I just knew him from social media, I was afraid that he was unkind people or something like that. My friends also said that I couldn't have relationship with him because they afraid th...

Sisterhood

Went to Pare was my first experience far away from my house, my family and met strange people. It was not easy untill I met them in our dormitory. We was in the same room, so I call them my roommates but in the end of period I call them my sisters. Four beautiful and gorgeous girls, Aul, Rizki, Isgi and Gisti. Let me told you about my first impression when I saw and met them, one by one. First, Aul. Her complete name is Auliya Fathamsyah. She is from Balikpapan, East Borneo. Now, she is in her last semester in Communication major in Mulawarman University. She was the first girl I met before others. Auliya We met in Global English office when we re-registered at sunday, 22nd January 2017. When I saw her, I though she is arrogant, bossy, and other bad attitudes (I still remember the way you walk and talk, It's so arrogant). At the time, I though that I couldn't made a good relationship with people like her. Even when I asked her about her hometown and education, sh...

Learning English in Pare English Village (Part 2)

Papan nama Global English Memilih tempat kursus di kampung inggris itu, susah - susah gampang. See, lebih banyak kata susah daripada gampangnya hehe. Saya membaca banyak sekali review pada tiap tempat kursus, serta estimasi biayanya. Saya juga sempat berkonsultasi kepada teman yang ternyata pernah belajar bahkan sampai mengajar  di salah satu tempat kursus (thanks Firda 😚).  Sampai akhirnya saya memilih Global English. Selain memiliki rating yang cukup tinggi, lokasi global english cukup mudah ditemukan oleh orang yang baru pertama kali ke Pare. Map of Global English Di Global English (GE), saya memilih paket 1 bulan yang berisi 5 program dan english camp. Saya tinggal di "Female 2" camp yang letaknya tepat di seberang office GE. Hal ini sangat memudahkan akses saya mengingat lokasi office GE dan camp saya berada di pinggir jalan utama. Di GE, kelas dibuka per dua minggu ato biasa kita sebut per periode. Kita bisa memilih kelas dengan bebas saat periode kedua, n...

Learning English in Pare English Village (Part 1)

Belajar bahasa inggris bukan hanya tentang teori saja, tetapi yang terpenting adalah praktiknya. Ingin mahir bahasa inggris tetapi jarang mempraktikkan? Bullshit!. Yang terpenting dalam penguasaan bahasa inggris adalah praktik. Nah, untuk mempraktikkan skill tersebut, kita butuh lingkungan yang mendukung pula. So that why, saya memutuskan untuk memperdalam kemampuan bahasa inggris saya di Kampung Inggris Pare. Informasi tentang kampung inggris pare dapat kita dapatkan dengan mudah dari internet ( www.kampung-inggris.com ). Hal terpenting yang harus kita persiapkan adalah memilih tempat kursus dan menyiapkan budged. Banyak sekali tempat kursus yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan budged. Kita bisa melihat penilaian terbanyak atau review tentang tempat kursus tersebut. Selain itu, kita juga bisa bertanya kepada teman yang pernah kursus disana (tanya ke saya juga boleh 😁). Jika masih bingung tentang tempat kursus, kita bisa kok menghubungi admin dari masing-masing tempat...