Skip to main content

Learning English in Pare English Village (Part 1)

Belajar bahasa inggris bukan hanya tentang teori saja, tetapi yang terpenting adalah praktiknya. Ingin mahir bahasa inggris tetapi jarang mempraktikkan? Bullshit!. Yang terpenting dalam penguasaan bahasa inggris adalah praktik. Nah, untuk mempraktikkan skill tersebut, kita butuh lingkungan yang mendukung pula. So that why, saya memutuskan untuk memperdalam kemampuan bahasa inggris saya di Kampung Inggris Pare.
Informasi tentang kampung inggris pare dapat kita dapatkan dengan mudah dari internet (www.kampung-inggris.com). Hal terpenting yang harus kita persiapkan adalah memilih tempat kursus dan menyiapkan budged. Banyak sekali tempat kursus yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan budged. Kita bisa melihat penilaian terbanyak atau review tentang tempat kursus tersebut. Selain itu, kita juga bisa bertanya kepada teman yang pernah kursus disana (tanya ke saya juga boleh 😁). Jika masih bingung tentang tempat kursus, kita bisa kok menghubungi admin dari masing-masing tempat kursus melalui Line atau WA. Para admin akan dengan senang hati menjawab kebingungan kita.
Setelah memilih tempat kursus yang sesuai, ada baiknya kita segera mendaftar agar kebagian kuota, mengingat peminat kampung inggris sangat banyak apalagi saat libur sekolah dan kuliah. Untuk mendaftar, saya sarankan untuk langsung menghubungi tempat kursus yang dimaksud. Bisa saja kita mendaftar melalui kampung inggris, tetapi kita akan dikenai biaya tambahan. Jadi lebih baik kita langsung menghubungi tempat kursus tersebut *lebih irit cuy.
Setelah mendaftar, hal selanjutnya yang tidak kalah penting adalah memilih program yang akan kita ambil. Saya sarankan (lagi), ambil program borongan atau paket. Maksudnya misal kita mau kursus selama satu bulan disana, kita ambil paket satu bulan, paket lengkap included kursus dengan 5 program dan english camp sebulan. Dengan begitu akan lebih irit karena kita tidak perlu membeli program satu per satu serta tidak perlu mencari tempat tinggal lagi.
Untuk tempat tinggal, saya prefer tinggal di english camp daripada di kost biasa. Meskipun camp memiliki peraturan ketat dan kegiatan yang menguras energi juga hati saat minggu pertama tinggal disana, namun camp memberi banyak keuntungan. Pertama, lokasi english camp biasanya mudah dijangkau dan dekat dengan course office tersebut. Kedua, peraturan english camp mengharuskan semua members menggunakan bahasa inggris setiap hari, hal ini membuat kita terbiasa berbahasa inggris, terkadang kita menemukan kosakata baru.
Ketiga, peraturan jam malam menjamin keamanan members, terutama untuk perempuan. Terakhir, semua members harus mengikuti program yang diadakan pukul 5 pagi dan setengah 7 malam. Program ini sangat membantu member yang susah bangun pagi.
Tapi jangan dikira semua peraturan di camp ini tanpa sanksi. Ada sanksi yang sebenarnya sangat menarik. Setiap pelanggaran yang kita lakukan akan kita bayar lunas dengan speech. Kita harus berpidato dengan tema yang ditentukan, dipinggir jalan, naik ke atas kursi menggunakan megaphone dan harus saat banyak orang lewat. Susah sih enggak, malunya yang tahan.
Salah satu sepeda yang disewakan
 Untuk masalah transportasi,  kita tidak perlu khawatir. Di pare buanyak sekali rental sepeda, motor bahkan mobil yang bisa disewa harian, mingguan dan bulanan. Kalau malas menyewa kendaran, ingin irit, atau sedang ingin lebih langsing, kita juga bisa berjalan kaki. Karena letak office - class - camp biasanya tidak terlalu jauh. 

Selain rental kendaraan, kita juga bisa menemukan warung makan dimana-mana dengan masakan khas rumah dan harga yang ramah di kantong.
Salah satu menu makanan di warung Bakoel Sambal
Kita bisa kenyang hanya dengan 5ribu rupiah saja. Selain itu di sepanjang jalan juga terdapat banyak sekali penjual jajanan. Sebagian besar pedagang, fasih menggunakan bahasa inggris, hal ini juga sangat membantu melancarkan kemampuan speaking kita. Kalau memerlukan buku atau kamus, kita tidak perlu mencari jauh-jauh karena di kampung inggris terdapat banyak toko buku yang termasuk kategori lengkap dengan harga murah.
Selanjutnya kita beralih ke masalah cuci-mencuci. Camp menyediakan tempat untuk mencuci dan menjemur pakaian. Namun dapat kita bayangkan, puluhan orang menjemur pakaian ditempat yang sama, pasti akan membutuhkan waktu lebih bnyak untuk membuat pakaian kering, karena memang tempat penjemurannya tidak terlalu besar, hal itu bisa membuat pakaian kita beraroma tidak enak karena basah berhari-hari. Dan jasa laundry adalah solusi untuk masalah tersebut. Sama seperti warung makan, jasa laundry tersedia dimana-mana bahkan didalam camp. Harganya bervariasi dari 3500-4000 per kilogram. Paling lambat 2 hari kemudian, kita sudah bisa menerima pakaian yang kering, rapi dan wangi.
Jumlah biaya yang saya keluarkan selama sebulan:
  • Course+camp = 875.000
  • Sewa sepeda 1 bulan = 70.000
  • Makan 1 bulan ( siang+sore+jajan, pagi jarang bisa makan kalau ada kelas) = 600.000
  • Beli buku dan kamus = 100.000
  • Oleh-oleh (optional) = 200.000
  • Lain-lain = 150.000

Jadi selama sebulan disana saya menghabiskan budged kurang lebih 2juta.
Tolong jangan ditiru karena saya sering khilap (terutama) saat makan dan beli oleh-oleh. Tidak menutup kemungkinan, kalau bisa lebih berhemat, budged yang diperlukan tidak sebanyak ini.
Hidup di Pare sangat mudah. Kita bisa kursus dengan aman dann nyaman. So, what are you waiting for? Let's visit Pare English Village and improve your english skill there.

Comments

Popular posts from this blog

[Resensi] Jemima J (Jane Green) : Langsing bukan segala-galanya.

Setiap wanita itu cantik, terlepas dari ukuran baju, berat badan, tinggi badan, warna kulit dan sebagainya. Hanya saja terkadang lingkungan yang memasang kriteria khusus untuk dipanggil cantik, seperti harus langsing, mulus, rambut panjang dan lurus. Sehingga banyak wanita berlomba untuk menjadi langsing demi bisa masuk ke dalam kotak yang dilabeli "CANTIK" oleh sekitarnya. Maka akan ada wanita-wanita yang menjadi minder, tidak percaya diri karena tubuh mereka lebih berisi. Salah satunya adalah JJ alias Jemima Jones, yang ada dalam novel chicklit karangan Jane Green. Jemima Jones adalah wanita berumur 27 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di Kilburn Herald, salah satu koran lokal di Inggris. Jemima Jones atau yang selanjutnya akan kita panggil JJ memiliki berat badan sekitar 120 kg. Hal ini yang membuatnya hampir setiap hari selalu bertekad untuk diet namun selalu kalah oleh sebatang cokelat atau sebungkus sandwich bacon favoritnya. JJ selalu berkhayal memiliki ba...

[Resensi] Jendela-Jendela (Fira Basuki): Aku, Kamu dan Jendela

Menjalani kehidupan rumah tangga memang tidak selalu mudah dan indah seperti di dongeng-dongeng. Ada kalanya kita merasa sangat bahagia, ada pula saat dimana kita merasa lelah dan tidak berdaya menghadapi persoalan hidup yang tak kunjung usai. Namun kita harus terus berusaha, berdoa kepada Tuhan agar semua masalah dapt terselesaikan dengan baik. Mungkin hal ini yang ingin diungkapkan Fira Basuki dalam bukunya yang berjudul "Jendela-Jendela". Buku yang pertama kali diterbitkan tahun 2001 ini memiliki 154 halaman. Ini juga adalah buku pertama yang akan saya resensi. Deg-deg an sih. Karena basically saya bukan orang sastra ataupun paham tentang hal-hal seperti ini. Namun saya ingin memberikan resensi dari sudut pandang saya sebagai orang awam yang (berusaha) suka dan rajin membaca. Biar agak pinter dikit hihi. Oke let's start. June Larasati Subagio adalah wanita Indonesia yang menikah dengan lelaki Tibet bernama Jigme Tshering di tahun 1997 . Jigme adalah lelaki ya...

Jealous

Katanya cemburu itu tanda cinta, tanda sayang tapi kadang cemburu juga bisa bikin orang yang kita cintai merasa tertekan, terkekang dan tidak nyaman. Dulu saya adalah wanita pencemburu, sangat pencemburu, sampai sekarang sih sebenarnya tapi sekarang saya sudah mulai bisa mengontrolnya dengan baik. Sebelum menikah dengan suami, kami menjalani hubungan jarak jauh yang membuat kami jarang sekali bertemu. Paling cepat mungkin sebulan sekali. Hal ini memaksa saya untuk belajar mengontrol cemburu. Saya sering sekali overthinking. Entahlah wanita lain mengalami juga atau tidak tapi rasanya sangat tidak nyaman, tidak tenang dan khawatir saat tahu suami berinteraksi dengan wanita lain. Padahal kan itu wajar. Walaupun berpacaran atau sudah menikah kan kita tidak lantas memutus hubungan dengan semua lawan jenis. Semua hal ini saya pendam sendiri yang akhirnya membuat saya galau, sedih, muring-muring ndak jelas, selalu marah-marah hingga membuat orang disekitar juga ikutan emosi. Lalu ...