Skip to main content

[Resensi] Jemima J (Jane Green) : Langsing bukan segala-galanya.



Setiap wanita itu cantik, terlepas dari ukuran baju, berat badan, tinggi badan, warna kulit dan sebagainya. Hanya saja terkadang lingkungan yang memasang kriteria khusus untuk dipanggil cantik, seperti harus langsing, mulus, rambut panjang dan lurus. Sehingga banyak wanita berlomba untuk menjadi langsing demi bisa masuk ke dalam kotak yang dilabeli "CANTIK" oleh sekitarnya. Maka akan ada wanita-wanita yang menjadi minder, tidak percaya diri karena tubuh mereka lebih berisi. Salah satunya adalah JJ alias Jemima Jones, yang ada dalam novel chicklit karangan Jane Green.

Jemima Jones adalah wanita berumur 27 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di Kilburn Herald, salah satu koran lokal di Inggris. Jemima Jones atau yang selanjutnya akan kita panggil JJ memiliki berat badan sekitar 120 kg. Hal ini yang membuatnya hampir setiap hari selalu bertekad untuk diet namun selalu kalah oleh sebatang cokelat atau sebungkus sandwich bacon favoritnya. JJ selalu berkhayal memiliki badan langsing dengan ukuran baju 12 dan selalu mengutuk dirinya sendiri tiap kali bercermin karena usahanya selalu gagal. Di kantorpun, JJ sulit sekali untuk naik jabatan dibanding temannya, Geraldine yang bertubuh langsing, meskipun kemampuan JJ jauh lebih baik daripada Geraldine. Satu-satunya yang membuat JJ bertahan di tempat kerja adalah Ben Williams, sang wakil redaktur yang amat sangat tampan.

Kehidupan JJ berjalan begitu-begitu saja. Menyelesaikan pekerjaan di kantor, mengagumi Bens, iri pada tubuh Geraldine, tergoda makanan enak dan jengkel terhadap Sophie dan Lisa, teman se-flat JJ. Namun semua itu berubah saat Ben keluar dari Kilburn Herald untuk bekerja di stasiun TV dan JJ berkenalan dengan Brad di internet. Brad tinggal di Los Angles. Mereka saling bertukar foto dan JJ, tentu saja mengirimkan fotonya yang ramping dan cantik, setelah diedit oleh teman Geraldine. Hubungan JJ dan Brad berjalan lancar, hingga Brad meminta JJ untuk datang ke Los Angles. Karena permintaan itu, JJ mulai mendaftar ke Gym dan mulai olahraga gila-gilaan. Dia juga benar-benar makan makanan sehat dalam porsi kecil. Dalam waktu tiga bulan saja, JJ sudah bisa mengurangi hampir separuh dari berat awalnya. Dengan bantuan Geraldine, JJ di make-over menjadi wanita langsing yang sangat cantik.
JJ lalu terbang ke Los Angles. Disana dia bertemu dengan Brad dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Brad terlalu sempurna, dia sangat tampan, berotot, rambut pirang dan sangat memanjakan JJ, membuat JJ merasa sangat beruntung. Hubungan mereka berjalan sangat lancar, mereka tinggal bersama. Setiap hari mereka berkencan, lalu berolahraga bersama di gym milik Brad, makan makanan sehat. JJ semakin kurus dan berotot. JJ secara tidak sengaja bertemu dengan Lauren, wanita yang juga berasal dari Inggris lalu merekapun berteman. Lauren kelak yang membantu JJ saat keberuntungan sedang gak berpihak padanya. Semua berjalan lancar sampai suatu saat JJ menemukan tumpukan majalah dan foto-foto porno wanita-wanita gemuk. Ternyata Brad penyuka wanita gemuk dan menjadikan JJ hanya sebagai tameng, sebagai pencitraan saja, karena Brad merasa malu jika lingkungannya tahu dia penyuka wanita-wanita overweight. Brad  sudah memilik pacar sungguhan, Jenni, yang terpaksa dia sembunyikan demi citranya. Mengetahui hal itu, JJ marah sekaligus kasihan. Bagaimanapun juga dia pernah berada di posisi Jenni, wanita gemuk yang kurang diperhatikan dan selalu dipandang sebelah mata. Tapi ternyata menjadi langsing juga bukan jaminan dia akan mendapat kebahagian. Dia malah hanya dipermainkan dan dijadikan tameng. Akhirnya JJ pergi meninggalkan Brad dan numpang dirumah Lauren.

Ben, yang saat itu sedang ada tugas wawancara di Los Angles, mengetahui bahwa JJ sedang ada disana, dia berencana menemui teman lamanya itu. Namun Ben tidak tahu harus menghubungi siapa. Sebenarnya Ben sudah beberapa kali melihat JJ, tapi dia tidak mengenalinya. Ben hanya mengagumi sosok wanita cantik berambut pirang itu dari jauh. Bagaimana bisa dia mengenali JJ yang sekarang langsing, sedangkan saat dia meninggalkan kantor berat badan JJ masih 120 kg.  Hingga suatu hari Ben bisa menghubungi JJ dan mereka janjian bertemu. Saat bertemu, dapat diduga, Ben amat sangat terkejut melihat perubahan JJ. Dia sangat bahagia karena wanita yang dia kagumi beberapa hari terakhir adalah wanita yang selama ini dia rindukan. Kemudian mereka saling jatuh cinta dan akhirnya menikah.

Novel dengan 448 halaman ini dikemas sangat menarik, cerita yang santai dan penuh humor. Saya sempat merasa bahwa novel ini tidak seru. Karena dengan lelaki sesempurna Brad yang memperlakukan JJ layaknya seorang ratu, hanya ada satu kemungkinan, Brad homo dan akan meninggalkan JJ demi pacar lelakinya. Sudah bisa ditebak bagaimana endingnya. Namun ternyata tidak demikian. Pacar Brad wanita tetapi tidak langsing dan dia tidak homo. Membaca novel ini, kita bisa membayangkan bagaimana perubahan badan JJ, perjuangan yang harus dia lakukan. Ngegym setiap hari, makan salad dan makanan rendah kalori lainnya setiap saat, pasti sangat membosankan sekaligus melelahkan. Kita juga bisa merasakan kehidupan di California yang santai dan bebas. Menyusuri pantai saat matahari terbenam sambil bergandengan tangan. Hanya saja endingnya, menurut saya, agak ngambang. JJ dan Ben menikah, bahagia. Lalu bagaimana dengan Geraldine, Lauren dan beberapa karakter lain yang juga diceritakan cukup detail di sepanjang novel, namun tidak kabar di akhir. Saya sih cukup penasaran dengan siapa Geraldine menikah atau bagaimana hubungan Lauren dan Bill atau bagaimana atasan Ben mengatasi sakit hatinya saat Ben menikah dengan JJ, mengingat dia mengincar Ben untuk menjadi suaminya. Namun mungkin Jane Green, ingin saya melanjutkan sendiri cerita tersebut sesuai dengan imajinasi saya.

Nah, sekian resensi novel "Jemima J" karya Jane Green ini. Buat teman-teman wanita diluar sana, Jadilah cantik menurut versi kita sendiri, jangan selalu ikuti kata orang lain. Jangan takut dibilang jelek hanya karena kita tidak memenuhi kriteria cantik versi mereka. Kita harus mencintai diri kita sendiri dan happy terus.
Salam sayang,
Ibuk Gie

Comments

Popular posts from this blog

[Resensi] Jendela-Jendela (Fira Basuki): Aku, Kamu dan Jendela

Menjalani kehidupan rumah tangga memang tidak selalu mudah dan indah seperti di dongeng-dongeng. Ada kalanya kita merasa sangat bahagia, ada pula saat dimana kita merasa lelah dan tidak berdaya menghadapi persoalan hidup yang tak kunjung usai. Namun kita harus terus berusaha, berdoa kepada Tuhan agar semua masalah dapt terselesaikan dengan baik. Mungkin hal ini yang ingin diungkapkan Fira Basuki dalam bukunya yang berjudul "Jendela-Jendela". Buku yang pertama kali diterbitkan tahun 2001 ini memiliki 154 halaman. Ini juga adalah buku pertama yang akan saya resensi. Deg-deg an sih. Karena basically saya bukan orang sastra ataupun paham tentang hal-hal seperti ini. Namun saya ingin memberikan resensi dari sudut pandang saya sebagai orang awam yang (berusaha) suka dan rajin membaca. Biar agak pinter dikit hihi. Oke let's start. June Larasati Subagio adalah wanita Indonesia yang menikah dengan lelaki Tibet bernama Jigme Tshering di tahun 1997 . Jigme adalah lelaki ya...

Jealous

Katanya cemburu itu tanda cinta, tanda sayang tapi kadang cemburu juga bisa bikin orang yang kita cintai merasa tertekan, terkekang dan tidak nyaman. Dulu saya adalah wanita pencemburu, sangat pencemburu, sampai sekarang sih sebenarnya tapi sekarang saya sudah mulai bisa mengontrolnya dengan baik. Sebelum menikah dengan suami, kami menjalani hubungan jarak jauh yang membuat kami jarang sekali bertemu. Paling cepat mungkin sebulan sekali. Hal ini memaksa saya untuk belajar mengontrol cemburu. Saya sering sekali overthinking. Entahlah wanita lain mengalami juga atau tidak tapi rasanya sangat tidak nyaman, tidak tenang dan khawatir saat tahu suami berinteraksi dengan wanita lain. Padahal kan itu wajar. Walaupun berpacaran atau sudah menikah kan kita tidak lantas memutus hubungan dengan semua lawan jenis. Semua hal ini saya pendam sendiri yang akhirnya membuat saya galau, sedih, muring-muring ndak jelas, selalu marah-marah hingga membuat orang disekitar juga ikutan emosi. Lalu ...