Skip to main content

Dear Gie


Sampai sekarang rasanya ibuk masih belum percaya kalau janin yang ada di dalam perut ibuk selama kurang lebih 40 minggu, sudah bisa ibuk peluk di dunia nyata. Sungguh kebahagiaan yang gak bisa digambarkan, nak. Masih teringat jelas bagaimana perjuangan kita untuk bertemu saat itu. Malam itu, minggu, 18 November 2018, ibuk harus menjalani operasi sesar karena air ketuban yang sudah keruh, kehijauan serta merembes. Operasi ini harus segera dilaksanakan agar Gie bisa diselamatkan. Operasi dimulai pukul 21.00 dan Gie dikeluarkan dari perut ibuk pukul 21.15, tanpa tangisan. Hal ini dikarenakan Gie sudah sempat meminum air ketuban yang sudah keruh, jadi harus tim dokter harus melakukan tindakan penyedotan. Setelah air ketuban disedot, Gie mulai menangis. Saat itu semua perasaan takut serta khawatir, hilang dan berganti dengan perasan lega. Akhirnya Gie lahir dengan selamat, itu saja sudah cukup bagi ibuk dan ayah.

Setelah lahir, Gie tidak bisa langsung berkumpul dengan ayah dan ibuk. Gie masih harus dirawat intensif di ruang bayi. Selama kurang lebih 3 hari, Gie mendapat asupan antibiotik agar tidak terjadi infeksi karena Gie sempat keracunan ketuban. Ibukpun tidak bisa menengok Gie, karena selama pasca operasi, ibuk tidak bisa banyak bergerak. Hanya bisa berjalan sampai kamar mandi, itupun butuh bantuan dari ayah. Pada hari ke 3, Gie diperbolehkan sekamar dengan ibuk. Semua keluarga bahagia. Kabar kelahiran Gie sudah sampai ke seluruh dunia (dunia maya maksudnya, se FB dan instagram hihi). Banyak ucapan selamat dan doa baik untuk Gie dan keluarga kecil kita. Alhamdulillaah.

Nama yang ayah dan ibuk pilihkan untuk Gie adalah Muhammad Gie Sidharta. Nama yang kami harapkan menjadi doa terbaik sepanjang hidup Gie. Nama yang mungkin sedikit kurang familiar dalam masyarakat kita, buktinya kakek langsung menyarankan nama lain yang sekiranya "lebih diterima" di masyarakat hahaha. Tapi ayah dan ibuk sudah mantap dengan nama itu, akhirnya kakek ngalah dan mulai menyukai nama lengkap Gie. Bahkan kakek adalah orang yang paling sering manggil Gie dalam keadaan apapun. Mau berangkat kerja, pulang kerja, nonton tivi, mau sholat bahkan mau tidur.

Cerita baru dimulai ketika kita sudah pulang dari rumah sakit. Menjalani kehidupan baru sebagai ibu-anak membuat ibuk merasa bahagia, excited sekaligus galau. Ibuk bahagia dan excited karena memang Gie yang selama ini ibuk nantikan untuk bertemu. Tapi ternyata menjadi ibu baru amat sangat syusyah sekali bagi ibuk. Badan ibuk belum terbiasa mellean malam, menjaga dan menyusui Gie, sehingga ibuk sering gresges gak enak badan. Selain itu, seminggu setelah Gie lahir, ayah harus kembali bekerja ke Malang. Jadilah ibuk berdua dengan Gie. Hal ini lumayan membuat ibuk galau dan syediiih. Ternyata LDR saat punya bayi, jauh lebih menyakitkan dari pada LDR jaman pacaran walaupun jaraknya jauh lebih dekat. Ibuk juga sering merasa takut salah saat menjaga Gie. Hal-hal itu yang membuat ibuk sering menangis tanpa sebab, sedih tak berkesudahan, kalau bahasa gaulnya nih, ibuk mengalami Baby Blues. Dan sangat sulit untuk mengatasinya. Saat siang hari, ibuk selalu merasa sendiri, karena memang kita cuma berdua, semua orang pergi bekerja. Saat malam hari, ibuk takut Gie tidak bisa tidur nyenyak atau kurang mendapatkan ASI. Untungnya, meskipun ayah ada nun jauh disana, kakek dan nenek selalu berusaha menemani dan membantu ibuk. Kakek selalu menggendong dan menjemur Gie selagi ibuk mandi dan sarapan. Nenek nemenin ibuk tidur di kamar kita dan membantu mencuci baju-baju mungil Gie. Alhmdulillaaah kita dikelilingi orang-orang baik yang sayang kita. Support yang besar juga selalu ayah berikan untuk ibuk, setiap hari ibuk selalu curhat (mengeluh lebih tepatnya hehe) dan ayah selalu mendengarkan dan menanggapi dengan sabar. Sebisa mungkin, setiap weekend, ayah selalu pulang untuk menemani ibuk dan Gie. Walaupun cuma dua hari, tapi cukup jadi moodbooster yang ampuh buat kita ya Gie. Kalau bisa lebih dari dua hari, kita gak nolak ya kan hihi.

Dear Gie, cintanya ayah dan ibuk, terimakasih sudah hadir di dunia ini sayang. Terimakasih sudah menjadi salah satu sumber kebahagiaan ayah, ibuk, kakek, nenek, mbah kakung, mbah uti, om, tante, bude, pak de, bulek, paklek dan semuanya. Gie adalah bukti cinta kasih Allah untuk ayah dan ibuk. Ibuk dan ayah akan berusaha untuk selalu membuat Gie bahagia. Ibuk dan ayah sayang Gie, selalu.


Comments

  1. KotaBet | Online Casino with Bonus No Deposit for South Africa
    KotaBet febcasino is an online kadangpintar casino septcasino with casino games like blackjack, roulette, poker, and more.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Resensi] Jemima J (Jane Green) : Langsing bukan segala-galanya.

Setiap wanita itu cantik, terlepas dari ukuran baju, berat badan, tinggi badan, warna kulit dan sebagainya. Hanya saja terkadang lingkungan yang memasang kriteria khusus untuk dipanggil cantik, seperti harus langsing, mulus, rambut panjang dan lurus. Sehingga banyak wanita berlomba untuk menjadi langsing demi bisa masuk ke dalam kotak yang dilabeli "CANTIK" oleh sekitarnya. Maka akan ada wanita-wanita yang menjadi minder, tidak percaya diri karena tubuh mereka lebih berisi. Salah satunya adalah JJ alias Jemima Jones, yang ada dalam novel chicklit karangan Jane Green. Jemima Jones adalah wanita berumur 27 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di Kilburn Herald, salah satu koran lokal di Inggris. Jemima Jones atau yang selanjutnya akan kita panggil JJ memiliki berat badan sekitar 120 kg. Hal ini yang membuatnya hampir setiap hari selalu bertekad untuk diet namun selalu kalah oleh sebatang cokelat atau sebungkus sandwich bacon favoritnya. JJ selalu berkhayal memiliki ba

Toilet Training

Sebagai seorang ibu beranak satu, semua hal dalam menjadi orang tua dan mengurus anak adalah hal yang amat sangat baru bagi saya. Ada kalanya saya merasa percaya diri bisa melaluinya dengan baik, namun tidak jarang saya merasa pesimis dan ingin menyerah. Banyak ilmu tentang parenting yang ingin saya terapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai yang diinginkan. Seperti, tidak memberikan gadget pada anak agar perkembangannya optimal, tetapi karena satu dan lain hal, saya memberikan gadget pada Gie. Jujur, saya merasa bersalah. Saya merasa menjadi ibu yang kurang baik karena hal itu. Saya takut Gie akan kecanduan dan tidak berkembang dengan baik. Namun Gie tetap tumbuh dengan baik. Dia hanya menggunakan gadget di dalam rumah. Ketika dia diluar rumah, dia sama sekali tidak melirik gadgetnya. Dia akan sibuk berlarian kesana kemari, bermain prosotan, menghampiri semua orang yang menarik perhatiannya, serta cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Gie menyelamatkan saya dari perasaan b