Skip to main content

Jealous


Katanya cemburu itu tanda cinta, tanda sayang tapi kadang cemburu juga bisa bikin orang yang kita cintai merasa tertekan, terkekang dan tidak nyaman. Dulu saya adalah wanita pencemburu, sangat pencemburu, sampai sekarang sih sebenarnya tapi sekarang saya sudah mulai bisa mengontrolnya dengan baik. Sebelum menikah dengan suami, kami menjalani hubungan jarak jauh yang membuat kami jarang sekali bertemu. Paling cepat mungkin sebulan sekali. Hal ini memaksa saya untuk belajar mengontrol cemburu. Saya sering sekali overthinking. Entahlah wanita lain mengalami juga atau tidak tapi rasanya sangat tidak nyaman, tidak tenang dan khawatir saat tahu suami berinteraksi dengan wanita lain. Padahal kan itu wajar. Walaupun berpacaran atau sudah menikah kan kita tidak lantas memutus hubungan dengan semua lawan jenis.

Semua hal ini saya pendam sendiri yang akhirnya membuat saya galau, sedih, muring-muring ndak jelas, selalu marah-marah hingga membuat orang disekitar juga ikutan emosi. Lalu saya mulai berpikir, tidak mungkin saya hidup seperti ini terus. Saya tidak mau terus-menerus sakit sendiri. Akhirnya saya mulai berani mengungkapkan perasaan. Saya bilang apa saya rasakan, kenapa saya begitu dan mau saya apa. Ternyata tidak sesusah yang saya bayangkan dan setelahnya saya merasa amat sangat lega sekali. Hubungan jadi lebih lancar, lebih stabil dan lebih bahagia.

Saya ingin membagi beberapa cara saya mengontrol dan mengatasi rasa cemburu berdasarkan pengalaman saya.
1. Pahami bahwa kita tidak bisa hidup hanya berdua saja dengan pasangan. Kita manusia, makhluk sosial yang harus dan wajib berinteraksi dengan manusia lainnya. Kita pasti akan bertemu dengan lawan jenis dimanapun dan kapanpun. Itu hal yang tidak dapat kita hindari. Yang harus kita lakukan adalah merubah mindset bahwa tidak selalu laki-laki dan perempuan berinteraksi dengan tujuan yang tidak benar. Kurangi suudzon, kurangi negative thinking.

2. Perlakukan pasangan sebagaimana kita ingin diperlakukan. Sebelum melakukan sesuatu, kita harus berpikir dulu. Saat ada keinginan untuk ngambek dan cuek terhadap pasangan karena cemburu, saat ada keinginan untuk melirik lawan jenis dan menggadaikan kesetiaan, saat akan mengomel dan marah-marah tanpa alasan yang jelas, maukah kita diperlakukan seperti itu juga?. Tentu tidak kan?.

3. Ungkapkan!. Rasa Cemburu harus diungkapkan agak kita bisa merasa lega dan pasangan mengerti apa yang kita rasakan. Pasangan kita bukan cenayang yang akan langsung mengerti perasaan dan pikiran tanpa kita beri tahu. Ungkapkan rasa cemburu dengan baik dan benar. Tanpa marah, tanpa membentak, tanpa emosi. Katakan bahwa kita cemburu, kita tidak suka pasangan kita begini begitu, siapa yang membuat kita cemburu dan  apa yang kita inginkan. Ungkapkan semua tanpa ada yang tertinggal. Dengan begitu pasangan akan mengerti dan bisa lebih menjaga perasaan kita.

Tiga hal ini yang membuat saya berhasil menjalani hubungan jarak jauh dengan bahagia. Saat sudah menikahpun, hal ini masih saya lakukan. Karena setelah menikah, rasa memiliki serta rasa cemburu lebih meningkat. Ketika saya kurang suka atau merasa cemburu, saya pasti ajak suami ngobrol. Setelah itu, suami jadi tahu perasaan saya dan tidak melakukan hal yang tidak saya sukai.

Kita pantas mengungkapkan semua hal yang kita rasakan. Bukan cuma rasa cemburu, tapi juga kasih sayang. Cemburu bisa jadi ungkapan kasih sayang jika disampaikan dengan benar, juga bisa jadi penyebab pertengkaran jika diisi dengan marah-marah. Kita selalu punya pilihan dalam menjalani hidup, pastikan yang kita pilih adalah hal yang membahagiakan bukan sebaliknya.

Terimakasih sudah membaca tulisan ini. Saya harap ini bisa sedikit membantu para wanita diluar sana yang sering bingung dengan perasaannya. Tenang, kamu gak sendiri kok. Jadi, mari kita berpegangan tangan dan bingung bersama, eh bahagia bersama. Sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Peluk tium dari ibuk gie.

Comments

Popular posts from this blog

[Resensi] Jemima J (Jane Green) : Langsing bukan segala-galanya.

Setiap wanita itu cantik, terlepas dari ukuran baju, berat badan, tinggi badan, warna kulit dan sebagainya. Hanya saja terkadang lingkungan yang memasang kriteria khusus untuk dipanggil cantik, seperti harus langsing, mulus, rambut panjang dan lurus. Sehingga banyak wanita berlomba untuk menjadi langsing demi bisa masuk ke dalam kotak yang dilabeli "CANTIK" oleh sekitarnya. Maka akan ada wanita-wanita yang menjadi minder, tidak percaya diri karena tubuh mereka lebih berisi. Salah satunya adalah JJ alias Jemima Jones, yang ada dalam novel chicklit karangan Jane Green. Jemima Jones adalah wanita berumur 27 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di Kilburn Herald, salah satu koran lokal di Inggris. Jemima Jones atau yang selanjutnya akan kita panggil JJ memiliki berat badan sekitar 120 kg. Hal ini yang membuatnya hampir setiap hari selalu bertekad untuk diet namun selalu kalah oleh sebatang cokelat atau sebungkus sandwich bacon favoritnya. JJ selalu berkhayal memiliki ba...

[Resensi] Jendela-Jendela (Fira Basuki): Aku, Kamu dan Jendela

Menjalani kehidupan rumah tangga memang tidak selalu mudah dan indah seperti di dongeng-dongeng. Ada kalanya kita merasa sangat bahagia, ada pula saat dimana kita merasa lelah dan tidak berdaya menghadapi persoalan hidup yang tak kunjung usai. Namun kita harus terus berusaha, berdoa kepada Tuhan agar semua masalah dapt terselesaikan dengan baik. Mungkin hal ini yang ingin diungkapkan Fira Basuki dalam bukunya yang berjudul "Jendela-Jendela". Buku yang pertama kali diterbitkan tahun 2001 ini memiliki 154 halaman. Ini juga adalah buku pertama yang akan saya resensi. Deg-deg an sih. Karena basically saya bukan orang sastra ataupun paham tentang hal-hal seperti ini. Namun saya ingin memberikan resensi dari sudut pandang saya sebagai orang awam yang (berusaha) suka dan rajin membaca. Biar agak pinter dikit hihi. Oke let's start. June Larasati Subagio adalah wanita Indonesia yang menikah dengan lelaki Tibet bernama Jigme Tshering di tahun 1997 . Jigme adalah lelaki ya...