![]() |
Papan nama Global English |
![]() |
Map of Global English |
Di Global English (GE), saya memilih paket 1 bulan yang berisi 5 program dan english camp. Saya tinggal di "Female 2" camp yang letaknya tepat di seberang office GE. Hal ini sangat memudahkan akses saya mengingat lokasi office GE dan camp saya berada di pinggir jalan utama. Di GE, kelas dibuka per dua minggu ato biasa kita sebut per periode. Kita bisa memilih kelas dengan bebas saat periode kedua, namun tidak saat periode pertama.
Saat registrasi ulang di periode pertama, kita akan dihadapkan pada placement test, yang akan menentukan kelas-kelas yang kita ambil selanjutnya. Hasil placement test saya menyatakan saya harus mengambil kelas Speaking 2, Pronunciation 1 dan Vocabulary for TOEFL 1 di periode pertama saya. Biar panjang, saya ceritain satu per satu ya.
Kelas speaking 2 diadakan di halaman samping Female 2 camp dengan tutor Mr. Kibo. Pasti sudah ketebak donk, kenapa beliau dipanggil Mr. Kibo. Yup, karena rambut beliau kribo. Mr. Kibo sangat bersemangat, berkharisma dan cinta mati sama debat.
![]() |
Members of Mr. Kibo's Speaking 2 class |
Vocabulary for TOEFL 1 diampu oleh tutor yang bernama Miss Olivia dan diadakan di MLC camp. Miss Oliv orangnya lemah lembut, cantik dan sedikit pendiam. Beliau selalu sabar dalam mengajar. Jujur saja, kelas ini adalah kelas terboring yang pernah saya jalani. Karena di kelas kami jarang bercanda dan selalu serius pada pembelajaran.
Pronunciation 1 yang diampu Mr. Siwi adalah kelas saya yang paling exclusive karena diadakan di lantai 2 Pare core Cafe ato biasa disingkat Parcor. Parcor adalah salah satu cafe ngehits di kampung inggris.
![]() |
Member of Mr. Siwi's Pronunciation class |
Kelas ini paling banyak memberikan influence pada kemampuan bahasa inggris saya. Di kelas ini saya belajar dari awal lagi tentang pengucapan bahasa inggris yang benar. Kelas yang sangat menyenangkan karena Mr. Siwi yang katanya coffe addicted ini, selalu mengajar dengan riang, sehingga semua juga ikut gembira.
Untuk periode kedua, saya tidak perlu mengikuti placement test lagi, melainkan hanya melihat nilai-nilai dari kelas program pertama, apakah saya bisa lanjut ke level selanjutnya atau tidak. Akhirnya periode kedua saya mengambil 2 kelas, yaitu TOEFL skoring dan Speaking 3.
TOEFL skoring dilaksanakan di belakang office dengan tutor Mr. Maul. Di kelas ini, selain melakukan tes TOEFL, saya juga mendapat banyak ilmu dan trik untuk menyelesaikan soal-soal TOEFL. Setiap soal dibahas satu per satu secara detail oleh Mr. Maul sehingga membernya mengerti dimana salah mereka saat nilai mereka rendaha atau menurun. Tidak seperti saat TES TOEFL di luar yang kita tidak tahu apakah jawaban kita benar atau salah.
Yang terakhir adalah Speaking 3 dengan tutor Mr. Anam. Awalnya saya sempat ragu dan takut saat memilih program ini karena saya merasa skill speaking saya sangat kurang sedangkan speaking 3 termasuk speaking dengan level tinggi.
![]() |
Members of Mr. Anam's Speaking 3 class |
Ternyata pertemuan pertama dengan Mr. Anam dan para member yang cuma 7 orang, membuat nyali saya tambah ciut. Yang lain speakingnya sudah tidak pakek mikir, beda dengan saya yang masih banyak filler sana sini. Tapi Mr. Anam selalu sabar membimbing membernya yang masih "kurang", sehingga sedikit demi sedikit saya mulai percaya diri dan berani mengatakan bahwa saya pantas menjadi member Speaking 3 (walo fillernya masih ada).
Di kelas ini, setiap hari kami sharing tentang banyak hal. Mulai dari hal remeh seperti jalan raya hingga hal berat semacam peraturan perundang-undangan pemerintah. Sering kami diminta untuk berdebat dan beliau memberi gambaran terlebih dahulu, biar kami gak ngelantur kemana-mana. Tema perdebatan selalu berganti dan menarik. Ntah Kenapa dulu saya tidak terlalu tertarik dengan masalah kebiri tetapi ketika debat, saya excited. Saya yang pada dasarnya sangat setuju dengan hukum kebiri, tiba-tiba saja berubah haluan ketika perdebatan selesai karena mendengan bantahan dari teman-teman yang kontra. Speaking 3 bukan hanya meningkatkan speaking skill, namu juga memberikan saya banyak informasi baru.
Sebenarnya 1 bulan tidak cukup bahkan sangat kurang untuk memperlajari bahasa inggris lebih dalam. Tapi saya bersyukur diberi kesempatan menimba ilmu walau hanya sebentar disana. Semoga suatu saat nanti saya bisa kembali kesana dan melanjutkan perjuangan yang baru saja dimulai.
Comments
Post a Comment