Sejak hamil, saya sudah berkomitmen untuk memberikan makanan solid untuk Gie saat dia sudah berumur 6 bulan. Saya membaca dari beberapa sumber bahwa sistem pencernaan bayi dibawah 6 bulan masih belum siap mencerna makanan padat. Awalnya saya kira memberi MPASI itu masalah yang gampang apalagi sekarang sudah banyak MPASI instan dengan berbagai rasa dan tekstur yang disesuaikan dengan umur anak. Namun, semakin mendekati pemberian MPASI untuk Gie, saya merasa ragu. "apa iya anak saya bakalan doyan kalau yang instan? Pengawetnya gimana?". Di media sosial juga banyak selebgram yang memberi MPASI untuk anaknya dengan sebutan "Menu 4 Bintang" yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan sayur. Mereka juga membagikan gambar-gambar MPASI indah dan cantek dengan menu yang agak sulit saya jangkau. Misal mereka menggunakan ikan salmon Norwegia, ceker ayam kampung afrika, brokoli amsterdam. Canda hahahhaaa. Intinya saya jadi minder dan tambah ragu.
Akhirnya saya banyak berdiskusi dengan teman-teman yang sudah berpengalaman sebagai ibu. Salah satu dari mereke menyarankan untuk mengintip akun instagram dr. Meta. Setelah membaca hampir semua highlight di akun instagram dr. Meta, pelan-pelan saya mulai mengerti apa saya yang harus saya siapkan dan lakukan. dr. Meta menjelaskan dengan bahasa sederhana dan memberi contoh bahan makanan yang gampang kita temui. Beliau tidak memakai "Menu 4 Bintang" tetapi "Menu Lengkap". Dimana bayi makan makanan yang sama dengan orang dewasa hanya berbeda porsi dan tekstur saja. Bedanya0, pada makanan bayi harus ditambah lemak yang bisa didapat dari mentega, minyak/santan.
Berikut adalah aturan-aturan makan dr. Meta yang saya terapkan dan berhasil di Gie.
1. Makan harus duduk.
Ini adalah hal baru untuk saya. Karena selama ini saya lihat hampir semua ibu menyuapi anaknya sambil digendong. Gak kebayang gimana kalau sambil duduk. Tetapi saya dan suami memutuskan untuk mencoba gie makan sambil duduk. Awlnya gie disuapi dengan duduk di stroller. Aman-aman saja. Karena memang dia masih 6 bulan, belum bisa banyak bergerak. Gie mulai duduk di booster seat saat 7 bulan sampai sekarang (23 bulan). Sejauh ini gie menikmati makan sambil duduk di booster seat. Sayapun sangat bersyukur karena membiasakan gie makan sambil duduk. Gak kebayang kalau harus menggendong anak 10/11 kg kesana kemari sambil nyuapin. Sepertinha punggung saya tidak akan mampu. "apa gie SELALU duduk setiap makan?" ooo tentu tydack!. Ada saat-saat dimana gie tidak mau duduk karena pengennya main aja. Solusinya, eh ini bukan solusi ding, kalau bisa jangan ditiru. Saya akan menguatkan hati untuk tega membiarkan gie tetap duduk di booster seat walaupun dia merengek minta turun. Untungnya, untuk membuka meja booster seat perlu bantuan orang tua, jadi gie gak bisa seenaknya naik turun mejanya. Tapi kalau memang dia sudah tidak bisa dibujuk/ dipaksa untuk duduk, yaa udah ocol lossss. Saya suapin sambil lari-lari. Dan itu sangat berdampak pada porsi makannya. Porsi makan saat gie berlarian, tidak sebanyak porsi saat dia duduk.
2. Tidak boleh lebih dari 30 menit.
Awalnya saya sampai harus memakai timer untuk memastikan berapa menit gie makan. Kalau sudah lebih dari 30 menit dan gie keliatannya udah gak mood makan, ya sudah tutup meja, dibereskan. Kenapa harus 30 menit? Kenapa tidak ditunggu saja sampai anak selesei makan? Karena kalo sudah terlalu lama duduk dan makan, anak akan merasa jenuh. Dia akan merasa bahwa acara makan itu lama dan gak seru. Selain itu, dengan menerapkan hal ini, anak bisa tahu rasa lapar. Kalau sudah 30 menit anak malas makan dan kita menyudahinya, maka anak akan merasa lapar dan makan dengan lahap pada sesi makan selanjutnya.
3. Menentukan jadwal makan yang sama setiap harinya.
Makan dengan jam yang teratur akan sangat membantu membentuk kebiasaan sehari-hari, karena berkaitan dengan kegiatan lainnya seperti menyusu, nyemil dan tidur untuk bayi. Bayi akan otomatis merasa lapar pada jam makannya dan akan mengantuk saat jam akan tidurnya. Jadwal ini bersifat tetap setiap harinya, tetapiiiiiii tentu saja ada pengecualian untuk kasus tertentu. Misal perjalanan keluar kota. Berangkat jam 5 pagi, sedangkan jadwal sarapan bayi jam 7 dan tidak memungkinkan disuapin didalam kendaraan. Solusinya? Beri camilan/ susu. "lho kan gak akan sekenyang makan biasanya?" yaa kalau mau maksa nyuapin ya silahkan. Tapi kalau saya mah, cemilan sama susu aja cukup. Biar makannya nanti ketemu di jadwal selanjutnya. Jangan memberikan cemilan/ susu 1 jam sebelum jam makan, karena nanti anak gak lahap karena masih merasa kenyang. "kan udah 1 jam masak masih kenyang?". Mon maap nih ya, kalo perut kita mah, makan 1 jam sekali hayuk aja. Tapi lambung bayi itu kecil jadi ketika sudah terisi susu/ cemilan ya udah penuh, gak ada tempat buat yang lain.
4. Tanpa gangguan.
Sejak awal MPASI, saya memang membiasakan gie makan tanpa gangguan gedget/mainan, biar dia konsen makan. Kecualiii saat dia sakit dan malas makan, saya harus cari cara supaya dia mau mangap, salah satunya dengan bantuan cocomelon. Tapi itu hanya sesekali. "kenapa gak dikasi aja biar gampang nyuapinnya?" menurut pengalaman saya, makan sambil ditemenin gedget memang bisa bikin gie diem, tapiiiii, dia emang beneran diem. Disuruh mangap susah, makannya diemut aja, tak kunjung dikunyah akrena dia terlalu fokeuuus nonton. Emaknya jadi esmosi donk. Kalau gedgetnya diambil, dia bisa ngamuk. Repot kan. Jadi mending ga dikasi kecuali emang urgent beud. Biar gie fokus dan menikmati waktu makannya.
5. Memakai alat dan bahan seadanya.
Masih inget tentang salmon norwegia dan ceker ayam kampung afrika a.k.a bahan-bahan yang jauh dari jangkauan saya? Alhamdulillah saya baca highlight instagram dr. Meta jadi saya tahu bahwa bahan makanan yang ada di sekitar kita juga amat sangat bergizi seperti ati ayam, ikan kembung, telur puyuh dan bayam. Menggunakan MPASI instan juga boleh. Tapi sayangnya gie gak doyan jadi emaknya kudu masak tiap hari buat dia. Untuk alat-alat, saya menggunakan yang ada di dapur seperti panci dan telenan. Saya hanya membeli sendok dan mangkok kecil yang dilengkapi dengan saringan besi. Saat sempat tergoda untuk membeli slowcooker, lalu ada seorang teman yang meminjamkannya. Setelah dicoba beberapa kali memakai slowcooker, ternyata gie lebih doyan makanan yang dimasak manual. Batal sudah rencana beli slowcooker.
Pemberian MPASI dengan tekstur sesuai umur bayi, sangat penting untuk persiapan dia makan saat dewasa. Saat umur 6 bulan, gie makan bubur yang disaring. Teksturnya tidak encer dan tidak terlalu halus. Untuk cemilan, gie kurang suka biskuit bayi. Dia lebih suka rice cracker untuk bayi (yang harganya uhuk ehem agak mahal). Umur 8 bulan masih makan bubur tetapi tanpa di saring. Di umur ini gie mulai belajar makan finger food. Hal ini bertujuan melatih otot tangannya untuk menggenggam dan berlatih mengunyah makanan walaupun giginya baru 2 biji. Fingerfood gie wortel rebus, brokoli rebus, tempe goreng, sosis goreng, keju. Gie mulai menolak makan bubur saat hampir berusia 11 bulan. Buburnya sering dilepeh, tidak mau mangap bahkan tangan ibuknya ditepok yang berakibat pada pertumpahan bubur dan kenaikan emosi ibuk. Saat saya makan, saya coba nyuapin gie nasi, ternyata dia doyan. Sejak saat itu gie mulai makan nasi biasa seperti yang dimakan ayah ibuknya.
Ini semua adalah pengalaman saya saat memberikan MPASI untuk gie. Membuat anak doyan makan bukan hal yang mudah tapi juga bukan tidak mungkin. Saya sangat bersyukur gie termasuk anak yang tidak rewel dan mau makan apa saja yang saya masak/ berikan. Dengan bantuan dari suami yang selalu mendukung, teman-teman yang sudah berpengalaman dan informasi dari berbagai sumber, saya bisa melewati fase ini dengan baik. Oiya, semua yang saya tulis ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi saya, tanpa mengurangi rasa hormat dan respect saya terhadap ibu-ibu lain. Semua ibu ingin yang terbaik untuk anaknya. MPASI instan atau masak sendiri, makan duduk/ digendong, dengan atau tanpa cocomelon, kita semua tetap orangtua yang keren dan terbaik untuk anak masing-masing.
Terimakasih sudah membaca.
Peluk cium dari ibuk gie.
Comments
Post a Comment