Skip to main content

[Recipe] Spagetti Pedas Andalan

Dari dulu saya suka memasak, terlepas dari hasilnya enak atau tidak. Memasak dapat memberikan saya perasaan bahagia dan bangga sebagai seorang wanita. Memang ribet dan melelahkan, tapi saya suka. Namun karena di rumah lebih sering membeli lauk yang siap makan, jadi hobi masak saya harus beristirahat sebentar hihi. Setelah menikah dan tinggal berdua dengan suami, saya baru bisa menyalurkan hobi terpendam saya. Dulu saat kuliah, saya sering memasak untuk teman-teman kelas. Dan masakan andalan saya saat itu, the one and only Spicy Chicken Spaghetti. Spagetti ini adalah satu-satunya masakan yang dapat saya masak dengan sempurna dan disukai oleh hampir teman-teman sekelas. Bahkan ada beberapa teman yang sampai ngidam spagetti bikinan saya dan harus bin wajib dibuatkan saat mereka hamil, biar anaknya gak ileran katanya hihi. Sampai saat ini pun, spagetti ini masih menjadi masakan andalan saya. Alhmdulillah, suami juga suka jadi saya cukup sering membuat masakan ini.
Kali ini saya ingin berbagi resep spagetti kebanggaan. Ini resep sederhana dan tidak punya dasar atau kiblat yang pasti, saya dulu meraciknya sembarang saja hahaha.
Bahan-bahan:

  • 250 gr Spagetti (saya pakai merk La Fonte)
  • 250 gr daging ayam, potong dadu
  • 2 buah sosis siap makan, potong serong (saya pake merk so nice, biar hemat haha)
  • 6 lembar jamur kuping, potong memanjang
  • 1 buah bawang bombay, potong memanjang
  • 5 siung bawang putih, cincang halus
  • 5 sdm saos sambal
  • 2 sdm mayones
  • 35 gr keju, parut (saya pakai keju kraft cheddar mini)
  • 2 buah cabe rawit, iris tipis
  • Garam secukupnya
  • Lada secukupnya
  • Gula secukupnya
  • Air secukupnya
  • Margarin untuk menumis

Fiuuh bahan-bahannya cukup banyak ya, sekarang kita bergerak ke proses pembuatannya.
  1. Rebus spagetti dalam air mendidih sampai kematangan yang diinginkan, biasanya saya rebus selama 8-10 menit. Kemudian tiriskan.
  2. Panaskan margarin di atas wajan lalu tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum kemudian masukkan ayam, sosis dan jamur. Tumis hingga ayam berubah warna menjadi kecoklatan.
  3. Tambahkan sedikit air ke dalam wajan lalu masukkan saos sambal, mayones, cabe rawit dan separuh keju parut. Aduk rata. Lalu bumbui dengan garam, gula dan lada. Cek rasa.
  4. Masukkan spagetti yang telah direbus, aduk hingga bumbu meresap.
  5. Sajikan dengan taburan keju parut.

Tadaaa Spicy Chicken Spagetti ala Fina udah jadi deh. Asli gampang banget bikinnya, tinggal cebur-ceburin bahannya, gak pake ngulek-ngulek. Cuma bahannya agak banyak jadi kelihatan ribet hihi. Kalo yang gak suka pedes, bisa di skip rawitnya. Saos sambal bisa diganti saos tomat biasa. Jaminan enak. Rasanya seger dari saos sambel tapi tetap creamy dari mayones dan keju. Jadi gak terlalu eneg. Sesuai sama lidah kita-kita. Isiannya juga bisa diganti sesuai selera. Kadang saya pakai udang atau cumi. Kadang cuma pakai sosis saja. Seadanya lauk di dapur lah. Tapi rasanya tetap endes. Cocok untuk teman hangout, lebih hemat dan sehat kalau masak sendiri daripada beli di cafe. Masak bareng teman-teman juga bisa bikin tambah akrab kan?. Silahkan dicoba dan share hasil masakan kalian juga ya.

Comments

Popular posts from this blog

[Resensi] Jemima J (Jane Green) : Langsing bukan segala-galanya.

Setiap wanita itu cantik, terlepas dari ukuran baju, berat badan, tinggi badan, warna kulit dan sebagainya. Hanya saja terkadang lingkungan yang memasang kriteria khusus untuk dipanggil cantik, seperti harus langsing, mulus, rambut panjang dan lurus. Sehingga banyak wanita berlomba untuk menjadi langsing demi bisa masuk ke dalam kotak yang dilabeli "CANTIK" oleh sekitarnya. Maka akan ada wanita-wanita yang menjadi minder, tidak percaya diri karena tubuh mereka lebih berisi. Salah satunya adalah JJ alias Jemima Jones, yang ada dalam novel chicklit karangan Jane Green. Jemima Jones adalah wanita berumur 27 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di Kilburn Herald, salah satu koran lokal di Inggris. Jemima Jones atau yang selanjutnya akan kita panggil JJ memiliki berat badan sekitar 120 kg. Hal ini yang membuatnya hampir setiap hari selalu bertekad untuk diet namun selalu kalah oleh sebatang cokelat atau sebungkus sandwich bacon favoritnya. JJ selalu berkhayal memiliki ba...

[Resensi] Jendela-Jendela (Fira Basuki): Aku, Kamu dan Jendela

Menjalani kehidupan rumah tangga memang tidak selalu mudah dan indah seperti di dongeng-dongeng. Ada kalanya kita merasa sangat bahagia, ada pula saat dimana kita merasa lelah dan tidak berdaya menghadapi persoalan hidup yang tak kunjung usai. Namun kita harus terus berusaha, berdoa kepada Tuhan agar semua masalah dapt terselesaikan dengan baik. Mungkin hal ini yang ingin diungkapkan Fira Basuki dalam bukunya yang berjudul "Jendela-Jendela". Buku yang pertama kali diterbitkan tahun 2001 ini memiliki 154 halaman. Ini juga adalah buku pertama yang akan saya resensi. Deg-deg an sih. Karena basically saya bukan orang sastra ataupun paham tentang hal-hal seperti ini. Namun saya ingin memberikan resensi dari sudut pandang saya sebagai orang awam yang (berusaha) suka dan rajin membaca. Biar agak pinter dikit hihi. Oke let's start. June Larasati Subagio adalah wanita Indonesia yang menikah dengan lelaki Tibet bernama Jigme Tshering di tahun 1997 . Jigme adalah lelaki ya...

Jealous

Katanya cemburu itu tanda cinta, tanda sayang tapi kadang cemburu juga bisa bikin orang yang kita cintai merasa tertekan, terkekang dan tidak nyaman. Dulu saya adalah wanita pencemburu, sangat pencemburu, sampai sekarang sih sebenarnya tapi sekarang saya sudah mulai bisa mengontrolnya dengan baik. Sebelum menikah dengan suami, kami menjalani hubungan jarak jauh yang membuat kami jarang sekali bertemu. Paling cepat mungkin sebulan sekali. Hal ini memaksa saya untuk belajar mengontrol cemburu. Saya sering sekali overthinking. Entahlah wanita lain mengalami juga atau tidak tapi rasanya sangat tidak nyaman, tidak tenang dan khawatir saat tahu suami berinteraksi dengan wanita lain. Padahal kan itu wajar. Walaupun berpacaran atau sudah menikah kan kita tidak lantas memutus hubungan dengan semua lawan jenis. Semua hal ini saya pendam sendiri yang akhirnya membuat saya galau, sedih, muring-muring ndak jelas, selalu marah-marah hingga membuat orang disekitar juga ikutan emosi. Lalu ...