Menjalin hubungan yang harmonis dengan pasangan merupakan impian semua orang. Bisa bertemu, berbagi kasih sayang setiap hari, komunikasi yang lancar. Namun ada beberapa pasangan yang tidak bisa menikmati semua hal ini. Pasangan yang harus terpisah jarak dan waktu karena banyak hal yang tidak bisa bersua sesuka hati. Mereka menjalani yang namanya hubungan jarak jauh a.k.a Long Distance Relationship. Menurut Hampton (2004), pengertian hubungan jarak jauh adalah dimana pasangan dipisahkan oleh jarak fisik yang tidak memungkinkan adanya kedekatan fisik untuk periode tertentu. Jadi pasangan LDR biasanya tidak bisa bertemu dalam jangka waktu tertentu karena pekerja, tempat tinggal atau kuliah. Nah untuk menjalani LDR ini dibutuhkan manusia-manusia yang dewasa, sabar dan pengertian, kayak saya, hahahha becanda.
Cerita dikit ya kenapa saya tertarik nulis tentang topik ini. Saya mengalami sendiri LDR dengan pacar yang sekarang sudah menjadi suami saja. Awalnya saya sama sekali tidak pernah berniat untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak bisa setiap hari saya lihat wujudnya. Pasti susah dan menyedihkan. Yang ketemu tiap hari saja masih sering salah paham apalagi yang jarang bertemu, pasti lebih banyak lagi salah pahamnya. Saya menjalani LDR selama 3 tahun. Kenapa saya bisa LDR dan dimana saya bertemu dengan suami saya? Bisa di baca disini http://finaratnadimarta.blogspot.co.id/2017/04/him.html. Jujur saja, dalam hal ini saya bukan wanita yang sabar, sehingga cukup sulit bagi saya untuk menyesuaikan diri. Banyak hal yang harus saya korbankan (terutama perasaan) saat itu. Namun semakin hari, saya jadi semakin mahir menjalani LDR, hingga akhirnya lulus sampai jenjang pernikahann beberapa bulan lalu, yeaay. Saya ingin membagi beberapa hal yang harus kita perhatikan saat menjalani LDR.
1. Komunikasi
Menjalin komunikasi yang lancar adalah kunci utama berhasilnya LDR. Sesibuk apapun, kita harus memberi kabar kepada pasangan kita. Bukan berarti kita harus memberi laporan tiap saat, tapi setidaknya pasangan kita tahu bagaimana kabar kita hari ini. Hal ini remeh tapi berdampak besar. Fyi, pejuang LDR, terutama yang wanita, akan lebih sering badmood tanpa alasan daripada wanita yang tidak menjalani LDR. Karena mereka merasakan rindu yang teramat sangat, namun tidak mempunyai daya untuk mendekatkan jarak. Sehingga satu pesan WA/Line dari pasangan LDR bisa menjadi moodbooster yang ampuh. Jadi para lelaki, jangan lupa kabari pasangannya ya, bikin wanita bahagia tu mudah koq hihi.
2. Menyelesaikan masalah
Dalam setiap hubungan pasti ada masalah. Baik yang LDR maupun tidak, wajib sekali menyelesaikannya dengan kepala dingin. Khusus bagi pejuang LDR, kita harus menambah porsi sabar kita. Setiap ada masalah tidak bisa kita selesaikan dengan bertatap muka. Kelamaan kalau harus menunggu pasangan LDR kita pulang, keburu dongkol haha. Kita harus mencari inti dari masalah tersebut dan mencari solusinya bersama tanpa harus bertele-tele dan merambat kemana-kemana. Mungkin saja pasangan kita tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berlama-lama menelfon atau chat karena ada kesibukan lain. Kebiasaan wanita nih biasanya suka membuat masalah jadi ribet, bertele-tele. Kita harus menyelesaikannya tanpa esmosi, dengan kepala dingin dan sabar. Kebanyakan masalah LDR biasanya hanya miss understanding, jadi kunci menyelesaikannya adalah komunikasi. Biasanya wanita sering sebal karena si lelaki tak kunjung berkabar, akhirnya dia berimajinasi kenapa si lelaki tidak mengiriminya pesan atau menelfon. Dugaan yang selalu muncul adalah si lelaki tidak peduli pada dirinya, si lelaki tidak memperioritaskan dirinya bahkan si lelaki berselingkuh. Nah dugaan dugaan ini yang bisa menimbulkan masalah baru. Coba untuk berhusnudzon, agar kita tidak terbebani dan bisa menjalani hidup dengan baik. Kita harus paham bahwa tidak selalu dan melulu kita adalah prioritas utamanya. Alasan LDR seperti pekerjaan atau kuliah akan menjadi prioritas utamanya. Jadi kita harus sama-sama mengerti ya.
3. Dunia masing-masing2. Menyelesaikan masalah
Dalam setiap hubungan pasti ada masalah. Baik yang LDR maupun tidak, wajib sekali menyelesaikannya dengan kepala dingin. Khusus bagi pejuang LDR, kita harus menambah porsi sabar kita. Setiap ada masalah tidak bisa kita selesaikan dengan bertatap muka. Kelamaan kalau harus menunggu pasangan LDR kita pulang, keburu dongkol haha. Kita harus mencari inti dari masalah tersebut dan mencari solusinya bersama tanpa harus bertele-tele dan merambat kemana-kemana. Mungkin saja pasangan kita tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berlama-lama menelfon atau chat karena ada kesibukan lain. Kebiasaan wanita nih biasanya suka membuat masalah jadi ribet, bertele-tele. Kita harus menyelesaikannya tanpa esmosi, dengan kepala dingin dan sabar. Kebanyakan masalah LDR biasanya hanya miss understanding, jadi kunci menyelesaikannya adalah komunikasi. Biasanya wanita sering sebal karena si lelaki tak kunjung berkabar, akhirnya dia berimajinasi kenapa si lelaki tidak mengiriminya pesan atau menelfon. Dugaan yang selalu muncul adalah si lelaki tidak peduli pada dirinya, si lelaki tidak memperioritaskan dirinya bahkan si lelaki berselingkuh. Nah dugaan dugaan ini yang bisa menimbulkan masalah baru. Coba untuk berhusnudzon, agar kita tidak terbebani dan bisa menjalani hidup dengan baik. Kita harus paham bahwa tidak selalu dan melulu kita adalah prioritas utamanya. Alasan LDR seperti pekerjaan atau kuliah akan menjadi prioritas utamanya. Jadi kita harus sama-sama mengerti ya.
Memang mempunya pasangan membuat dunia kita menjadi semakin indah dan serasa milik berdua. Namun untuk pejuang LDR, kadang-kadang ketika pasangan tak kunjung berkabar, kita menjadi badmood dan terus menatap layar hp, berharap ada notif dari dia. Hal ini membuat kita melupakan kehidupan pribadi kita, melupakan orang-orang sekitar kita. Hal ini bisa menambah masalah baru. Kita harus tahu bahwa semua hal harus seimbang. Kita memang sedang bahagia, bisa mempunyai pasangan, namun kita juga harus tetap menjalani hidup bersama orang-orang sekitar kita. Kita tidak bisa membatasi diri kita hanya karena kita sudah mempunya pasangan. Berinteraksi dengan sekitar juga bisa membuat kita tidak terlalu memusingkan masalah kabar yang tak kunjung datang. Tidak semua hal harus melulu tentang pasangan kita dan dunia pasangan kita juga tidak harus berisi tentang kita semua, toh kita juga punya kehidupan maaing-masing yang harus dijaga privasinya.
4. Saling percaya
Ini tantangan terberatnya. Mempercayai pasangan. Dalam hubungan, pasti ada yang namanya cemburu. Yang bertemu setiap hari saja masih suka cemburu apalagi yang LDR. Hal ini bisa menjadi sebab rusaknya hibungan LDR. Kalau saya sih menerapkan "you deserve what you serve". Ketika saya ingin pasangan saya setia, saya melakukannya terlebih dahulu. Jadi saya lakukan apapun yang ingin saya dapatkan dari pasangan saya. Saya tidak mau punya pasangan yang possessive, yang mengekang saya, jadi sayapun tidak melarang pasangan saya melakukan apapun yang dia inginkan, asal masih dalam batas normal. Memberikan kepercayaan dan kebebasan seperti ini, secara tidak langsung juga memberikan tanggung jawab yang harus dipikul bersama. Rasa ingin membahagiakan, tidak ingin mengecewakan karena sudah dipercayai, akan membuat kita lebih berhati-hati dalam bersikap walaupun tidak ada larangan dari pasangan.
5. Saling mendukung
Kita menjalani LDR sebagian besar pasti karena pekerjaan atau cita-cita. Dalam hal ini, dukungan pasangan sangat dibutuhkan. Jangan selalu menuntut pasangan untuk segera pulang karena kangen. Percayalah, pasangan anda juga rindu tetapi masih banyak hal yang harus dikerjakan disana demi mencapai masa depan yang lebih baik. Jangan merengek seperti anak kecil ketika dia tidak selalu bisa menelfon. Jangan gegabah memutuskan hubungan hanya karena dia lupa tanggal anniversary ketika sibuk bekerja. Jangan begitu ya teman-teman, childish sekali. Kita harus saling mendukung agar semua cita-cita tercapai.
Itu semua based on my experience. Tidak ada maksud untuk menggurui, saya hanya ingin sharing tentang pengalaman ber-LDR. Semua yang saya tulis di atas, mungkin bisa jadi ada orang yang menganggap itu hanya teori saja. Saya malah blas tida mengerto teori LDR, semua yang saya tulis adalah yang saya dapat selama 3 tahun lebih menjalani hubungan jarak jauh. Hubungan yang membuat saya jadi lebih sabar, kalem dan pengertian. Hubungan yang mengubah sudut pandang saya, bahwa tidak selalu yang berjauhan itu pasti tidak berhasil. Harus sama-sama berjuang, agar terwujud kebahagiaan bersama. Jadi, semangat buat para pejuang LDR. Semangat juga buat saya yang lagi LDR sama suami, padahal cuma seminggu tapi rasanya jauh lebih berat dari saat pacaran dulu hihi. Last but not least, berhasil atau tidaknya suatu hubungan, bukan ditentukan oleh jarak, melainkan oleh individu yang menjalaninya. So, jangan benci sama jarak ya. Nih saya kasi quote favorit dari Kharisma P. Lanang:
"Rindu tidak diciptakan oleh jarak, namun oleh perasaan. Kamu merindukan bukan karena ia jauh, namun karena ia telah ada, di dalam kamu"
"Rindu tidak diciptakan oleh jarak, namun oleh perasaan. Kamu merindukan bukan karena ia jauh, namun karena ia telah ada, di dalam kamu"
Comments
Post a Comment