Skip to main content

Woman, clothes and packing.




Pakaian wanita memiliki kemajuan yang jauh lebih signifikan daripada pakaian laki-laki. Hingga saat ini pakaian laki-laki hanya sebatas kaos, kemeja, jaket, celana pendek dan celana panjang. Bagaimana dengan pakaian wanita? Jangan ditanya, mari saya jelaskan. Pakaian perempuan memiliki beberapa jenis yaitu Tanktop, blouse, kaos, blazer, cardigan, bolero, hoodie, sweater, kemeja, crop tee, jumpsuit, mini dress, long dress. Lalu ada kulot, short pants, long pants, A-line skirt, umbrella skirt, mermaid skirt, dan semuanya terbuat dari bahan-bahan yang berbeda. Bisa dibayangkan bagaimana keramaian yang terjadi dalam lemari wanita. Berbagai bahan dan model pakaian ada di dalamnya.

Satu hal yang tetap menjadi misteri adalah bagaimana wanita tetap merasa tidak mempunyai pakaian yang cukup sedangkan lemarinya sudah penuh sesak. Namun sebenarnya masalahnya bukan pada pakaian yang tidak cukup, melainkan terlalu banyak pilihan, sehingga wanita merasa bingung saat memilih pakaian mana yang harus dipakai saat akan keluar rumah atau menghadiri acara. Meskipun menghabiskan banyak waktu untuk memilih pakaian yang sesuai, biasanya,  para wanita akan memilih pakaian yang nyaman dan sudah sering digunakan.

Masalah lainnya yang berhubungan dengan pakaian, yang sering dialami wanita adalah Packing. Adakalanya wanita bepergian jauh dari rumah untuk beberapa waktu dan harus membawa pakaian seperlunya saja. "pakaian seperlunya saja" bagi wanita sama dengan seluruh isi lemari, karena semua pakaian yang mereka miliki adalah pakaian yang mereka perlukan. Yang membuat wanita semakin bingung adalah kapasitas koper atau tas travel yang terbatas sedangkan mereka ingin membawa semua pakaian yang mereka miliki. Untuk hidup selama sebulan dan jauh dari lemari, rasanya cukup menguras hati. Mungkin laki-laki bisa hidup sebulan hanya dengan 3-4 potong pakaian. Tapi bagi kami, para wanita, rasanya agak sulit merantau seminggu hanya dengan sekoper kecil pakaian, apalagi sebulan. Belum lagi perlengkapan lain-lain yang lumayan bikin riweh.

Abraham Maslow mengatakan terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya (Wikipedia). Pak Maslow memberikan hipotesis demikian karena beliau melakukan observasi terhadap perilaku monyet. Seandainya yang beliau observasi adalah perilaku perempuan, mungkin hierarki kebutuhan bertambah satu, dan berada di tingkat paling dasar (untuk wanita), yaitu pakaian yang match untuk setiap suasana. Wanita (sebagian, tidak semua) lebih khawatir tidak memiliki baju yang cukup atau sesuai dengan suasana daripada tidak makan. "ah lebay banget sih". Memang seperti itulah wanita. Jangan pernah berharap kami akan puas hanya dengan tiga atau empat potong pakaian saja. We have a closet full of clothes but nothing to wear (ini bukan curhat, walaupun kenyataannya saya memang begitu).

Bawalah barang yang memang benar-benar diperlukan, girls. Beberapa potong pakaian dan perlengkapan wanita lainnya. Tidak perlu bawa perlengkapan terlalu banyak, toh kita masih bisa membeli barang-barang tersebut di tempat yang kita tuju. Jangan lupa, masukkan pakaian-pakaian tersebut ke dalam vacuum bag, dan tata dengan rapi sehingga koper bisa memuat lebih banyak baju dan tidak menggelembung seperti ikan buntal. Pilih dan pakailah pakaian yang membuat nyaman. Tidak perlu memaksakan diri berpakaian yang tidak nyaman hanya untuk terlihat keren dan mengikuti tren. Just be yourself. You're beautiful just the way you are.

Comments

  1. Mantap sayang... sukses terus ya.. moga banyak yg baca ������

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin, makasi yaa, ditunggu kritik dan sarannya 😁

      Delete
  2. Keren, kritikan tajam buat pak maslow...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Resensi] Jemima J (Jane Green) : Langsing bukan segala-galanya.

Setiap wanita itu cantik, terlepas dari ukuran baju, berat badan, tinggi badan, warna kulit dan sebagainya. Hanya saja terkadang lingkungan yang memasang kriteria khusus untuk dipanggil cantik, seperti harus langsing, mulus, rambut panjang dan lurus. Sehingga banyak wanita berlomba untuk menjadi langsing demi bisa masuk ke dalam kotak yang dilabeli "CANTIK" oleh sekitarnya. Maka akan ada wanita-wanita yang menjadi minder, tidak percaya diri karena tubuh mereka lebih berisi. Salah satunya adalah JJ alias Jemima Jones, yang ada dalam novel chicklit karangan Jane Green. Jemima Jones adalah wanita berumur 27 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di Kilburn Herald, salah satu koran lokal di Inggris. Jemima Jones atau yang selanjutnya akan kita panggil JJ memiliki berat badan sekitar 120 kg. Hal ini yang membuatnya hampir setiap hari selalu bertekad untuk diet namun selalu kalah oleh sebatang cokelat atau sebungkus sandwich bacon favoritnya. JJ selalu berkhayal memiliki ba...

[Resensi] Jendela-Jendela (Fira Basuki): Aku, Kamu dan Jendela

Menjalani kehidupan rumah tangga memang tidak selalu mudah dan indah seperti di dongeng-dongeng. Ada kalanya kita merasa sangat bahagia, ada pula saat dimana kita merasa lelah dan tidak berdaya menghadapi persoalan hidup yang tak kunjung usai. Namun kita harus terus berusaha, berdoa kepada Tuhan agar semua masalah dapt terselesaikan dengan baik. Mungkin hal ini yang ingin diungkapkan Fira Basuki dalam bukunya yang berjudul "Jendela-Jendela". Buku yang pertama kali diterbitkan tahun 2001 ini memiliki 154 halaman. Ini juga adalah buku pertama yang akan saya resensi. Deg-deg an sih. Karena basically saya bukan orang sastra ataupun paham tentang hal-hal seperti ini. Namun saya ingin memberikan resensi dari sudut pandang saya sebagai orang awam yang (berusaha) suka dan rajin membaca. Biar agak pinter dikit hihi. Oke let's start. June Larasati Subagio adalah wanita Indonesia yang menikah dengan lelaki Tibet bernama Jigme Tshering di tahun 1997 . Jigme adalah lelaki ya...

Jealous

Katanya cemburu itu tanda cinta, tanda sayang tapi kadang cemburu juga bisa bikin orang yang kita cintai merasa tertekan, terkekang dan tidak nyaman. Dulu saya adalah wanita pencemburu, sangat pencemburu, sampai sekarang sih sebenarnya tapi sekarang saya sudah mulai bisa mengontrolnya dengan baik. Sebelum menikah dengan suami, kami menjalani hubungan jarak jauh yang membuat kami jarang sekali bertemu. Paling cepat mungkin sebulan sekali. Hal ini memaksa saya untuk belajar mengontrol cemburu. Saya sering sekali overthinking. Entahlah wanita lain mengalami juga atau tidak tapi rasanya sangat tidak nyaman, tidak tenang dan khawatir saat tahu suami berinteraksi dengan wanita lain. Padahal kan itu wajar. Walaupun berpacaran atau sudah menikah kan kita tidak lantas memutus hubungan dengan semua lawan jenis. Semua hal ini saya pendam sendiri yang akhirnya membuat saya galau, sedih, muring-muring ndak jelas, selalu marah-marah hingga membuat orang disekitar juga ikutan emosi. Lalu ...