Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

M E L O T O T

Akhir-akhir ini, bisnis kuliner di Bangkalan berkembang pesat. Banyak sekali bermunculan penjual makanan. Mulai dari makanan berat hingga cemilan. Sebagian besar didominasi oleh kuliner bercita rasa pedas, mulai dari nasi goreng pedas, mie pedas hingga ceker pedas. Sebagai pecinta makanan pedas, sudah pasti saya girang bukan main gara-gara fenomena ini. Sebagian besar kuliner tersebut sudah saya cicipi. Namun ada satu yang membuat saya merasa "ketagihan", yaitu Seblak Melotot. Berawal dari postingan salah satu teman di facebook, saya penasaran dan mencoba sendiri. Ternyata enak, bukan hanya pedas aja. Sebenarnya saya memang suka seblak, bahkan saya memasak seblak sendiri. Namun karena butuh banyak bahan dan prosesnya melelahkan (menurut saya hihi), saya jarang memasak seblak. Beruntung saat ini sudah ada yang menjual seblak yang cocok dengan lidah saya.  Seblak ini  makan khas dari Sunda Jawa Barat yang bercita rasa gurih dan pedas, yang terbuat dari kerupuk basah yang d...

Matre = bahagia?

Source: Google S ebagian besar orang tua pasti "matre" ketika memilih calon suami untuk putriny. Menurut mereka, setidaknya hidup putrinya akan terjamin jika menikah dengan lelaki yang mapan. Ada orang tua yang meminta syarat, calon menantunya harus memiliki pekerjaan tetap dan pendidikan bagus. Namun ada pula yang meminta syarat, calon menantunya harus memberi uang dengan jumlah tertentu, dan biasanya tidak sedikit.  Di suku Bugis Makassar dan Mandar disebut uang panai'. Uang naik atau panai' ini adalah uang yang diberikan dari pihak lelaki kepada pihak perempuan yang digunakan untuk keperluan pernikahan. Hal ini dimulai sejak masa Kerajaan Bone serta Gowa dan Tallo. Apabila tidak dapat menyerahkan uang panai', dapat dipastikan lamarannya akan ditolak. Maksud dari uang panai' ini menandakan bahwa lelaki tersebut kelak akan mampu menafkahi istri dan anak-anaknya. Makassar.tributnews.com menyebutkan bahwa awalnya uang panai'adalah uang belanja, tapi ...

My Pre-Wedding Blues

Menikah adalah hal yang sangat membahagiakan dan dinanti-nanti, terutama bagi kaum wanita. Semua dongeng yang kita pernah dengar saat kita kecil, hampir semuanya berakhir bahagia dengan pernikahan. Seperti dongeng Cinderella yang akhirnya menikah dengan pangeran setelah pangeran mengadakan sayembara untuk mencari putri pemilik sepatu kaca atau cerita Snow White yang bangun dari tidur panjangnya setelah dicium oleh pangeran, kemudian mereka menikah dan bahagia. Karena dongeng-dongeng itulah kita percaya bahwa setelah menikah kita akan bahagia selamanya. Namun tidak semuanya bisa dilaksanakan semudah di dongeng tersebut. Satu hal positif yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari dongeng-dongeng itu adalah, kita harus melewati cobaan dan ujian yang banyak sebelum mendapatkan kebahagiaan. Kita harus sadar bahwa menikah tidaklah semudah yang kita bayangkan. Bertemu orang yang kita sukai, dilamar, kemudian menikah. Itu singkatnya. Beberapa bulan yang lalu, saya masih beranggapan bahwa...